Cerita Inspiratif mau jadi apa, Setiap anak punya takdir masing masing
Cukup mengingatkan cerita inspiratif ini khusunya bagi orang tua terhadap anaknya, sering terjadi anak harus mengikuti kemauan orang tua, orang tua merasa memiliki pengetahuan yang lebih luas sehingga anak harus mengikutinya. maksud hati demi kebaikan anak, ternyata tidak meski benar, kemandirian anak ini perlu dipikirkan, agar anak tidak mengekor kepada orang tuannya terus.
Baca juga : Cerita Inspiratif, Tidak Mendewakan Uang
Perkembangan zaman dan kemungkinan juga karena adanya sebuah cerita-cerita yang menginspiratif lainnya, seperti ada anak yang sudah saatnya mandiri tetapi masih bergantung kepada orang tuannya, dari situ mungkin bisa menjadi pembelajaran dimana anak ini biar menjadi dirinya sendiri, Berjalannya waktu anak bisa berkembang tanpa bayang bayang orang tuanya.
Jadi jika anak harus mengikuti apa yang diinginkan orang tua, apakah nantinya tidak dipikirkan oleh seorang bapak Apa jadinya bila dia mengekor kepada orang tuanya terus?
Berikut point yang menginspirasi dari cerita inspiratif ini, menurut saya :
Berikut ini sebuah cerita yang ditulis oleh Erizeli Jely Bandaro di akun facebooknya dengan judulnya tidak miliki, bagaimana ceritanya simak ulasannya berikut ini
Waktu putra saya ingin masuk fakultas ekonomi, saya sempat disappointed. Karena saya berharap putra saya jadi insinyur. Setidaknya dia bisa menggantikan cita cita saya yang gagal jadi insinyur.Namun saya tenangkan hati dengan mendukungnya. Setelah tamat S1 dan S2, saya berharap dia bisa membantu saya dalam bisnis. Karenanya saya paksa dia terlibat dalam bisnis yang saya create khusus untuk dia.Agar saya dapat mendidiknya seperti saya mau. Tapi dia memilih mundur sebagai direktur. Alasannya dia tidak ingin bisnis seperti cara saya. Dia ingin dengan caranya. Diapun tak masalah bila tidak saya beri modal.
Baca juga : Cerita Inspiratif Antara Bijaksana dan Ilmu
Dia memulai dengan sulit dan saya harus menjadi penonton atas takdirnya. Setiap waktu saya mengkawatirkannya dan karenanya membuat saya semakin khusyuk berdoa agar dia baik baik saja. Saya teringat nasehat ibu saya " Anakmu bukanlah milikmu. Dia milik Allah. Jangan kau paksakan seperti apa dia harus lakukan. Kau harus jaga dia agar tetap di jalan Allah. Soal mau jadi apa dia , itu bukan hak mu. Itu hak Allah. Setiap anak punya takdir masing masing". Berjalannya waktu dia bisa berkembang tanpa bayang bayang saya orang tuanya. Dia menjadi dirinya sendiri.
Kemarin malam saya berdiskusi dengan putra saya. Baru saya sadar bahwa ini kalinya saya menjadi pendengar yang baik. Hampir semua pembicaraan dikuasainya. Dia bisa berdebat dengan saya tentang konsep bisnis dan kehidupan. Kadang dia mengingatkan kata kata yang pernah saya ajarkan kedia. Saya terhenyak. Saya sadar bahwa saya semakin menua dan saya melihat putra saya jauh lebih baik dari saya ketika seusia dia dulu. Apa jadinya bila dia mengekor kepada saya? tentu dia tidak akan lebih baik dari saya...
Baca juga : Inspirasi Sukses, Meski Lahir Buta dan Miskin Sukses Punya 4 Pabrik
Benar anakku...Apapun di dunia itu tidak ada hak kita untuk memaksa seperti apa yang kita mau. Anak, istri, harta adalah milik Tuhan. Bahkan kehidupan kita juga milik Tuhan. Kapanpun Tuhan berhak mengambilnya. Menyadari ini semakin membuat kita rendah hati. Bahwa hidup kita, kebaikan kita, mati kita memang bukan untuk siapa siapa tapi untuk Tuhan semata. Karena Tuhanlah pemilik segalanya...
![]() |
image by @AkuMauJadiApa |
Baca juga : Cerita Inspiratif, Tidak Mendewakan Uang
Perkembangan zaman dan kemungkinan juga karena adanya sebuah cerita-cerita yang menginspiratif lainnya, seperti ada anak yang sudah saatnya mandiri tetapi masih bergantung kepada orang tuannya, dari situ mungkin bisa menjadi pembelajaran dimana anak ini biar menjadi dirinya sendiri, Berjalannya waktu anak bisa berkembang tanpa bayang bayang orang tuanya.
Jadi jika anak harus mengikuti apa yang diinginkan orang tua, apakah nantinya tidak dipikirkan oleh seorang bapak Apa jadinya bila dia mengekor kepada orang tuanya terus?
Berikut point yang menginspirasi dari cerita inspiratif ini, menurut saya :
" Anakmu bukanlah milikmu. Dia milik Allah. Jangan kau paksakan seperti apa dia harus lakukan. Kau harus jaga dia agar tetap di jalan Allah. Soal mau jadi apa dia , itu bukan hak mu. Itu hak Allah. Setiap anak punya takdir masing masing"
Berikut ini sebuah cerita yang ditulis oleh Erizeli Jely Bandaro di akun facebooknya dengan judulnya tidak miliki, bagaimana ceritanya simak ulasannya berikut ini
Waktu putra saya ingin masuk fakultas ekonomi, saya sempat disappointed. Karena saya berharap putra saya jadi insinyur. Setidaknya dia bisa menggantikan cita cita saya yang gagal jadi insinyur.Namun saya tenangkan hati dengan mendukungnya. Setelah tamat S1 dan S2, saya berharap dia bisa membantu saya dalam bisnis. Karenanya saya paksa dia terlibat dalam bisnis yang saya create khusus untuk dia.Agar saya dapat mendidiknya seperti saya mau. Tapi dia memilih mundur sebagai direktur. Alasannya dia tidak ingin bisnis seperti cara saya. Dia ingin dengan caranya. Diapun tak masalah bila tidak saya beri modal.
Baca juga : Cerita Inspiratif Antara Bijaksana dan Ilmu
Dia memulai dengan sulit dan saya harus menjadi penonton atas takdirnya. Setiap waktu saya mengkawatirkannya dan karenanya membuat saya semakin khusyuk berdoa agar dia baik baik saja. Saya teringat nasehat ibu saya " Anakmu bukanlah milikmu. Dia milik Allah. Jangan kau paksakan seperti apa dia harus lakukan. Kau harus jaga dia agar tetap di jalan Allah. Soal mau jadi apa dia , itu bukan hak mu. Itu hak Allah. Setiap anak punya takdir masing masing". Berjalannya waktu dia bisa berkembang tanpa bayang bayang saya orang tuanya. Dia menjadi dirinya sendiri.
Kemarin malam saya berdiskusi dengan putra saya. Baru saya sadar bahwa ini kalinya saya menjadi pendengar yang baik. Hampir semua pembicaraan dikuasainya. Dia bisa berdebat dengan saya tentang konsep bisnis dan kehidupan. Kadang dia mengingatkan kata kata yang pernah saya ajarkan kedia. Saya terhenyak. Saya sadar bahwa saya semakin menua dan saya melihat putra saya jauh lebih baik dari saya ketika seusia dia dulu. Apa jadinya bila dia mengekor kepada saya? tentu dia tidak akan lebih baik dari saya...
Baca juga : Inspirasi Sukses, Meski Lahir Buta dan Miskin Sukses Punya 4 Pabrik
Benar anakku...Apapun di dunia itu tidak ada hak kita untuk memaksa seperti apa yang kita mau. Anak, istri, harta adalah milik Tuhan. Bahkan kehidupan kita juga milik Tuhan. Kapanpun Tuhan berhak mengambilnya. Menyadari ini semakin membuat kita rendah hati. Bahwa hidup kita, kebaikan kita, mati kita memang bukan untuk siapa siapa tapi untuk Tuhan semata. Karena Tuhanlah pemilik segalanya...
Support blog ini dengan cara berbelanja online di di www.tokofaiz.com klik disini www.tokofaiz.com
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung