Inspirasi Sukses Penjual Sayur Keliling Mampu Memiliki Rumah, satu pick-up, dan lima sepeda motor

Jangan berkecil hati, terus semangat  ketika berwirausaha yang ditekuni masih kecil masih jauh dari harapaan, kisah penjual sayur ini memberikan inspirasi sukses menjadi contoh bahwa usaha apapun jika ditekuni hasilnya memuaskan.

Dalam cerita perjalalannya, ada hambatan seperti harus bekerja dulu, kemudian gajinya buat modal dengan kredit motor, dari ceritanya menunjukkan sebuah kegigihan dalam berusaha, hambatan-hambatan di lalui, sampai akhirnya mendapatkan kemudahan mendapatkan keuntungan dari jualan sayurannya dan bisa menabung sehingga setelah 9 tahun bisa mampu membeli  Memiliki Rumah, satu pick-up, dan lima sepeda motor.

Pembelajaran dari cerita inspirasi sukses ini kesuksesan diraih tidak singkat banyak rintangan yang harus di hadapi, untuk mencapai kesuksesan membutuhkan waktu yang tidak singkat, dibutuhkan ketekunan.

Baca juga : Inspirasi Sukses, Meski Lahir Buta dan Miskin Sukses Punya 4 Pabrik

Inspirasi Sukses Penjual Sayur Keliling Mampu Memiliki Rumah, satu pick-up, dan lima sepeda motor
Rizal, uti-uti yang sedang mangkal di pertigaan jalan Kampus STIKIP, Sasa Ternate Selatan. Foto: Gunawan Tidore/Malut Post/JPG


Usaha apapun jika ditekuni, pasti hasilnya memuaskan. Rizal, penjual sayur keliling membuktikannya. Dalam kurun waktu 9 tahun, ia mampu memiliki rumah, satu pick-up, dan lima sepeda motor.

Dikutip dari sumbernya jpnn.com pada judul Jualan Sayur Keliling Bisa Beli Rumah, Mobil, dan 5 Sepeda Motor bagaimana kisah penjual sayur ini, berikut simak ulasannya

Uti-uti adalah sapaan yang disandang Rizal selaku penjual sayur keliling. Sapaan khas orang Gorontalo untuk pedagang keliling.

Sehari-hari, Rizal keliling kota dengan sepeda motor yang diberi semacam rak kayu di bagian belakang untuk meletakkan berbagai jenis sayuran. Setiap kali berhenti di satu titik, kaum perempuan kerap merubunginya.

Sudah sembilan tahun pria asal Gorontalo itu berjualan di Ternate. Sebelum menapaki kakinya di Kota Ternate, Rizal pernah keliling Kalimantan dan Sulawesi. Di dua pulau itu, pria kelahiran 1984 ini jualan sayur juga.

Menjadi uti-uti bukanlah cita-cita Rizal. Niatnya untuk melanjutkan pendidikan setamat SMA harus kandas lantaran konflik Poso 1999 silam. Berbekal ijazah SMA, ia bertekad menafkahi keluarga, menggantikan orangtuanya yang tak lagi muda.

”Awalnya jualan di Palu. Tapi pendapatannya sedikit, jadi pindah ke Kalimantan,” tuturnya saat ditemui mangkal di pertigaan Jalan Kampus Stikip Kieraha, Jumat (13/5).

Di Kalimantan, Rizal ber-uti-uti cukup lama dibandingkan di Palu. Namun dengan alasan yang sama, minim pendapatan, ia memutuskan bermigrasi ke Maluku Utara.


”Hanya 3 tahun berjualan keliling di Kalimantan. Suatu hari, saya dapat informasi dari teman sesama pedagang keliling, bahwa salah satu teman yang uti-uti di Ternate sukses dengan pekerjaan ini,” kenangnya.

Di Ternate, Rizal tak langsung lanjut menjadi uti-uti. Ia butuh modal awal. Kemampuannya mengendarai truk dimanfaatkan untuk itu. Truk yang dikendarainya adalah truk pengangkut sembako di Tidore. Pekerjaan ini dilakoninya selama empat bulan.

”Upahnya Rp 1,3 juta per bulan. Uang itu saya gunakan untuk kredit sepeda motor dan mulai ngojek,” ungkapnya. Hanya butuh setahun baginya untuk melunasi kreditan motor. Setelah lunas, ia kembali menjadi uti-uti.

Sayuran dan rempah yang dijual Rizal beragam. Bayam, kangkung, sawi, terong kol, kentang, wortel, tahu, tempe, hingga bawang. Beberapa jenis ikan laut pun ada di rak sayuran Rizal. Harganya sedikit lebih mahal ketimbang harga pasar.

Namun kehadiran uti-uti seperti Rizal membuat para ibu rumah tangga lebih bisa menghemat waktu karena tak perlu lagi ke pasar. ”Tiap Subuh saya ke pasar dulu untuk beli bahan-bahan yang akan dijual. Setelah itu baru dijual keliling,” ujarnya.

Masing-masing uti-uti memiliki rute jualan. Rute ini dibuat berdasar kesepakatan bersama. Tujuannya adalah agar tak ada penjual yang ‘bertabrakan’ di tengah jalan.

”Saya dapat rute jualan di wilayah Tanah Tinggi, Jerbus, Jati Metro dan Kalumata,” kata pria yang telah mahir berbahasa daerah Ternate itu.

Dalam sehari, Rizal menghabiskan modal Rp 200 ribu untuk membeli bahan jualannya. Sedangkan penghasilan yang di dapatnya per hari Rp 300 ribu. ”Jadi tiap hari untung Rp 100 ribu,” akunya.


Dikatakan Rizal, bahwa dari hasil jualannya, ia mampu membangun rumah permanen di Gorontalo. Satu unit mobil pick-up dan lima unit sepeda motor pun telah berhasil dibelinya. ”Alhamdulillah, hasil jualan dapat saya gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan dapat menopang hidup keluarga saya,” ujarnya.

Ia mengakui, berjualan keliling di Ternate jauh lebih menguntungkan ketimbang di Kalimantan. Pasalnya, orang Kalimantan cenderung lebih suka mengonsumsi daging dibandingkan sayur dan ikan. Areal berjualan pun berpengaruh terhadap hasil jualan. ”Kami cenderung memilih rute jualan yang jauh dari pasar. Sebab orang yang rumahnya jauh dari pasar cenderung lebih memilih beli di uti-uti daripada harus ke pasar,” tuturnya.

Baca juga : Inspiratif, Makna Sukses, Milikilah Akhlak Mulia Karena Inilah Ciri dari Kesuksesan

Meski terbilang telah sukses, Rizal mengaku tak akan meninggalkan pekerjaan tersebut. Ia juga berencana melebarkan bisnis lain, untuk dikelola istrinya.

”Tapi saya tetap jadi uti-uti. Pekerjaan ini yang membuat saya bisa seperti sekarang ini, jadi tidak mungkin saya tinggalkan,” tandasnya.(tr-01/kai/sam/jpnn)

Berbelanja online Perlengkapan Atribut Palang Merah Remaha kunjungi website kami di www.tokofaiz.com klik disini www.tokofaiz.com



Baca Juga

Comments